Malam itu, satu keanehan lagi terjadi di rumah gua.
Nenek gua lagi sakit, di rumah hanya ada gua, abang gua, adek gua, nenek, kakek, sepupu, dan adeknya nenek gua. Gua lagi mainan laptop dan adek gua lagi mainan Hp di sebelah gua. Tiba-tiba terdengar suara abang berteriak dari dapur, "Yangkung.....!" Gua tetap diam di tempat karena yang dipanggil abang gua itu kakek, bukan gua. Dan setahu gua, kakek gua lagi tidur.
Teriakan abang gua semakin keras, malah berganti meneriaki nama gua. Gua pun sontak bangkit dari posisi duduk gua, membangunkan kakek yang sedang tidur, lalu secepatnya berlari ke dapur. "Astaghfirullah, yangti..."
Gak lama setelah itu, di sekeliling gua udah ada orang serumah—lengkap. Bersama-sama kami membantu abang menggotong nenek yang pingsan di dapur. Nenek lalu dibaringkan di atas kasur. Beberapa saat kemudian seorang dokter datang untuk memeriksa nenek.
Kira-kira sejam setelah peristiwa itu semua orang di rumah gua udah pada tidur, kecuali gua dan abang. Kami berdua disibukkan dengan laptop masing-masing. Tiba-tiba hidung gua mengendus bau yang menyengat. Harum, harum sekali, tapi gak bikin eneg. Abang gua yang tadinya duduk membelakangi gua spontan menoleh, "Nyium bau harum gak?" Gua mengangguk. Lama bau harum itu tertangkap oleh indera penciuman gua. Dan seperti ada sesuatu yang singgah, lalu pergi, bau harum itu lenyap dibawa empunya.
Beberapa hari setelah itu, saat keluarga gua sedang menikmati tayangan di TV, kejadian bau-bauan itu kembali terjadi. "Bau bunga," sahut abang yang dari tadi memainkan laptopnya. Bau itu tercium jelas—seperti harumnya bunga, hanya sayangnya tak ada yang tahu itu bau bunga apa. Selang beberapa waktu, bau itu berganti menjadi bau ikan. Amis menyengat. Untungnya bau tesebut tidak lama munculnya. Setelah itu udara menjadi normal. Mungkin bau harum bereaksi dengan bau amis menjadi bau netral. Yah, seperti di pelajaran kimia, reaksi penetralan.
Sampai saat ini, belum ada kejelasan mengenai siapa empu dari bau-bau menyengat tersebut. Eits, gua bukannya mau mereka menampakkan diri, ntar kalau mereka tampil, kan malah ribet urusannya. Keluarga gua tidak mengambil pusing atas kejadian bau-bauan ini ataupun kejadian hilangnya remote TV. Kami yakin mereka itu memang ada di setiap tempat, ya termasuk di rumah ini juga. Hiyy~
Misteri #2: Bau Menyengat
Misteri #1: Hilangnya Remote TV
Kehilangan remote TV, beberapa kali hal ini terjadi di rumah gua. Jika siang hari ada saja yang menonton TV, sore harinya pasti remote TV itu menghilang.
Jika dilihat dari luar, rumah gua yang terletak di Madiun ini bukan tipe-tipe rumah yang banyak 'penghuninya'. Sekeluarga juga sempat bingung, kenapa sering terjadi kehilangan remote TV disini. Setelah dilakukan pencarian ke seluruh isi rumah, kami bertujuh tidak ada yang menemukan remote TV itu.
Sebuah hipotesis singkat lalu bersarang di otak gua, pasti 'dia' yang menyembunyikan. Dia yang tidak kasat mata, dia yang berhubungan dengan ilmu metafisika. "Emang sering nakal kok, dia," ucap nenek yang langsung diiyakan oleh mama. Akhirnya kami sekeluarga menghentikan pencarian.
Gua lalu masuk ke kamar di sebelah ruang TV untuk mengambil laptop. Saat itu laptop gua berada diatas meja rias. Gua pun langsung membawa laptop itu ke ruang TV dan memainkannya disana. Selang beberapa menit, adik gua pergi ke kamar tadi untuk mengambil sesuatu. "Lah, ini remotenya," kata adik gua tiba-tiba sambil membawa remote itu ke ruang TV. Saat ditanya tempat ia menemukan remote itu, adik gua bilang kalau remote itu terletak di atas meja rias. "Lho, tadi gak ada, orang di atas meja rias ada laptopku, gak ada remote kok," kata gua menimpali pernyataan adik gua.
Di lain hari, remote itu menghilang lagi. Karena telah mengalami kejadian yang sama sebelumnya, gua sekeluarga hanya mencari sekali, setelah itu kami pasrah—menunggu si 'dia' yang menyudahi permainan petak-umpet ini. Malam harinya, gua dan mama pergi membeli sesuatu dan pulang membawa oleh-oleh berupa es kelapa muda. Sepulangnya ke rumah, es itu langsung dibagikan kepada yang mau menerimanya. Tiba-tiba, kakek gua yang mulanya tidur lalu terbangun hanya untuk mencari remote yang sejak sore menghilang. "Dimana ya, remotenya?" kata kakek sambil memasuki kamar di samping ruang TV. Gua pun sontak ikut masuk ke dalam kamar tersebut untuk ikut mencari. Tanpa sadar, es kelapa di tangan gua menetes ke lantai. "Kakak, ini basah-basah apaan ya?" mama gua bertanya dari ruang TV. "Hehe, esnya netes, Ma," kataku sambil bergegas mengambil kapas—alternatif lain kalau tidak ada tissue. Samar-samar gua lihat sesuatu di samping kapas yang terletak di laci atas meja rias. Tangan gua meraih kapas sekaligus benda itu. "Lho kok, ini remotenya," kata gua sambil membawa si remote dan kapas ke ruang TV. Gua spontan melemparkan remote ke kasur di lantai ruang tersebut. "Ketemu dimana, Kak?" tanya adek gua. "Di samping kapas," jawab gua dengan nada masih gak percaya. Saat gua masuk ke kamar dan mencarinya dengan kakek, remote itu gak ada. Kenapa tiba-tiba dia bisa ada di samping kapas? "Lho, Kak, tadi aku ngambil kapas gak ada apa-apa tuh," adek gua yang sedang mengobati lukanya dengan betadine dan kapas juga ikut terheran-heran dengan kejadian ini.
Dua kesimpulan yang gua dapat malam itu. Dia itu ada, dan adanya di kamar sebelah ruang TV. Hiyy~
Tips: Cara Terbaik Saat Marah
Saat sedang marah, tubuh kita akan menyerap energi-energi negatif dari lingkungan tempat kita berada. Energi negatif ini bisa memepengaruhi perilaku kita hingga berubah 180 derajat. Orang yang marah bisa melakukan tindakan kriminal seperti pembunuhan dan kekerasan lainnya.
Nah, makanya, kalau lagi marah, lebih baik diam meredam emosi. Daripada lempar barang sana-sini, kan rugi. Ya tho?!
Diposting oleh Karina Fadhilah Ahmad di 04.35
Behind The Scene BitterSweet
![]() |
Girlband |
Dalam foto ini: Fadhil (guitarist) dan Ayu (keyboardist)
![]() |
Menunggu |
Fadhil: menunggu.....
![]() |
Orang ketiga |
![]() |
Senyum! |
Ayo senyum...ckrik (bunyi kamera). Lha kok Pak Yus malu-malu, orang dua muridnya aja pada unjuk gigi kok.
![]() |
Scene gagal 1 |
![]() |
Scene gagal 2 |
![]() |
Marah?! |
Eh ini Ayu lagi akting marah, lho kok malah pada senyum, ini gimana tho?
![]() |
Fadhil gaul |
Diposting oleh Karina Fadhilah Ahmad di 08.41
New Film by Fs-Cendekia
![]() |
Bittersweet Film |
Film ini dibuat oleh sebuah tim yang beranggotakan Ayu Nur Maulidian sebagai cameraman dan pemain antagonis, Ita Rahmatika sebagai sutradara, Faris Jaisyi Umam sebagai cameraman, M. Yusya Asadillah sebagai pemain juga dan gua sendiri (yay~) sebagai pemain protagonis. Insyaallah film ini akan diikutkan dalam sebuah lomba (gua lupa nama lombanya), doain aja dah—biar menang, hehe. Ntar gua usahain upload kapan-kapan, maklum koneksinya sering lola (loading lama).
Diposting oleh Karina Fadhilah Ahmad di 06.09
Tentang Dirimu #1
![]() |
Para alien UFO |
Meraih posisi runner up di Gakic, menduduki peringkat 1 klasemen Tikungan setelah meraih beberapa juara dalam lomba antar kelas, rusuh gak karuan dalam situasi apapun, serta mempunyai seorang ketua kelas yang gaul abis—kenalin, namanya Barqi Azmi.
Tapi sering, melewatkan banyak tugas, berisik ketika pelajaran, diperingatkan banyak guru, dimarahi guru, remedial, dan masa-masa kelam lainnya.
Satu-satunya kelas yang berniat ngerjain wali kelasnya—Bu Renelita Artati, eh, malah dikerjain balik sama ibunya. “Preman kok dilawan,” begitulah statement Bu Rene setelah mengerjai kami. Bu Rene, tak mau kalah dengan presiden UFO, memiliki predikat guru gaul di kalangan siswa Insan Cendekia. Guru mata pelajaran Biologi ini nampaknya sangat sabar menghadapi perlakuan ricuh kami.
Semuanya ada di sini. Canda, tawa, penindasan, bully, kerjasama, kekompakan, emosi, utang kas, sampai lampion yang belum kelar hingga detik ini. Ini kelas penuh warna, penuh cerita, penuh cinta—eh, kayaknya gua kagak deh, wardah aja kali ya, ahahaha.
To be continued.
Diposting oleh Karina Fadhilah Ahmad di 01.33
Label: home sweet home, UFO
Alay: Cara Awet Muda
Banyak orang bilang, alay itu adalah sebuah tahap menuju dewasa.
Lha tapi ya jangan kebangetan, alay kok terus-terusan, kapan dewasanya? Pada mau awet muda, ya?!
–koplak!
Diposting oleh Karina Fadhilah Ahmad di 12.00
Label: Gerimis Kritis