1 komentar

Recommended: Bu Risma, Walikota Surabaya


Subhanallaah, inilah tokoh pemimpin Indonesia yang luar biasa, Tri Rismaharini.
Tetaplah pada jalan Allah, Bu. Demi Allah! Ia tidak akan meninggalkanmu disaat semua orang pergi menjauh.
Semoga Allah selalu memberimu kekuatan untuk tetap taat. Kami mendintaimu.

http://ilmuperpus.com/2014/02/12/pantas-saja-ibu-risma-menutup-lokalisasi-di-surabaya/

0 komentar

Demi Cintaku Padamu

Halo semuanyaaa. Di liburan kali ini, gua berkesempatan jalan-jalan ke bekasi (yeay!). Tujuan utama dari jalan-jalan ini adalah mengambil ijazah SMA sekalian reuni kecil-kecilan sama teman-teman SMA. Sebenarnya SMA gua ada di BSD, Tangerang Selatan, jadi di Bekasi gua cuma numpang tidur plus makan di rumahnya Zahra a.k.a sapi a.ka. Jahra (thanks berat buat si sapi). Dan pada rubrik kali ini, gua akan mengisahkan perjuangan menuju acara reuni di sekolah tercinta.

Pada pagi hari menjelang acara Roadshow IAIC (Ikatan Alumni Insan Cendekia), 18 Januari 2014, sebagian kecil wilayah Bekasi, termasuk rumah sapi, terendam banjir. Penyebab utamanya adalah meluapnya air sungai karena hujan lebat semalaman. Buat sebagian orang termasuk gua, banjir adalah hal yang patut disyukuri (soalnya ini adalah pertama kalinya gua mengalami banjir, Alhamdulillaah), dan bagi sebagian lainnya termasuk gua juga, banjir adalah bencanaperjalanan ke IC jadi terhambat. 
Banjir dalam rumah
Suasana banjir di pagi hari
Banjir hampir saja menewaskan tekad kamigua, Ufi, dan Jahra, untuk mengikuti Roadshow. Setelah memikirkan strategi handal menerjang banjir, kami pun kembali membulatkan tekad untuk menghadiri acara tersebut. Dengan celana batik dan kaos serta peralatan penangkal banjir lainnya, kami menghadapi banjir dengan ketinggian air berbeda. Setelah melewati banjir sebetis dan selutut, kami mampir ke rumah sepupu Jahra untuk mengganti pakaian. 
Banjir sebetis di depan rumah

Sekitar 10 meter dari rumah, banjir setinggi lutut
Bukan hanya banjir, kami juga harus menerjang hujan labil yang terjadi di Bekasi. Disebut labil karena setelah sekitar 10 menit hujan berhenti, lalu sekitar 10 menit berikutnya turun kembali. Alhamdulillaah, sebuah payung besar yang kami bawa mampu menangkal hujan tersebut sehingga pakaian kami tetap rapi. Sejam lebih kami habiskan di dalam bus menuju BSD. Ada perasaan lega dalam hati kami, juga perasaan ingin cepat sampai ICdimana kami dapat bertemu teman-teman yang hampir 6 bulan ini tak berkabar. 

Foranza Sillnova
Sesampainya di IC, kami disambut dengan gerombolan Foranza Sillnovaangkatan kami, yang ternyata baru semenit lalu berfoto di depan peninggalan angkatan kami. Ada sedikit rasa kecewa karena kami tidak ikut foto bersama, namun rasa kecewa itu tertutupi oleh rasa gembira melepas kangen pada teman-teman tercinta. 
Self-camera bersama sahabat

Foto bersama wali asrama, Bu Novi, yang sedang hamil

My Lovely Sillnova 
Tak ada kata yang mampu menggambarkan kegembiraan bertemu para sahabat, tak ada ikatan yang mampu menandingi tali ukhuwah yang terbangun. Bersamamu, Foranza Sillnova, semua terasa lebih manis, bahkan sepahit apapun kenangan itu. Terimakasih atas dua hari penuh cinta yang kau berikan, banjir terasa tak ada apanya dibanding berkumpul denganmu. Perjuangan itu terbayar lunas, bahkan ada kembaliannya.  

0 komentar

New Blog!

Ada satu blog lagi nih, monggo dicicipi~
check this out!

0 komentar

Quote SBMPTN #2: OPTIMIS!

Jargon Semangat SBMPTN
"I can almost see the dream I'm dreaming, but there's a voice inside my head saying, 'you'll never reach it'. My faith is shaking, but I gotta keep trying--gotta keep my head held high"

Miley Cyrus-The Climb

0 komentar

Quote SBMPTN #1: We Are The Fighters

Jargon Semangat SBMPTN
"If you fall pick yourself up off the floor. And when your bones can't take no more, just remember what you're here for.
Here comes A FIGHTER"

Gym Class Heroes-The Fighter

0 komentar

Dari Seorang Kawan

6 Mei 2013.
Kalau gua gak salah perhitungan, pada tanggal itulah gua memberikan sebuah kado kecil buat temen seperjuangan gua, sebut saja dia FT. Sebenarnya apa yang gua berikan ke FT sangat gak layak disebut sebagai kado. Selain karena gua telat seminggu (FYI : birthday date-nya FT tanggal 28 April), yang gua berikan ke FT itu hanya sebuah Beng-Beng Max dengan balutan kertas koran. Mungkin yang spesial dari kado gua ini adalah sesuatu dibalik bungkus Beng-Beng Max tersebut.
Berhubung saat gua ulangtahun FT memberikan tiga buah Beng-Beng Max, saat dia ulangtahun gua juga ingin memberikan hal yang serupa. Masalahnya, gua hanya mempunyai satu bungkus Beng-Beng Max. Selain itu, dikarenakan gua dan FT sudah jarang berbincang-bincang, terlintas di benak gua ide mengirimkan sebuah surat untuk FT. Dari kedua hal tersebut, gua juga mendapatkan ide untuk memasukkan surat tersebut ke dalam bungkus Beng-Beng Max yang akan gua berikan ke FT.
Setelah di bungkus dengan (agak) rapi, kado itu gua titipkan ke salah seorang teman buat dikasih ke FT. Biar FT penasaran, gua gak mencantumkan identitas pengirim di dalam kado tersebut.
Setelah sekian lama, gua bingung kenapa FT gak pernah menyinggung soal kado tersebut setiap kali kita bertegur sapa. Gua pun berpikir kalau FT belum bisa melacak identitas si pengirim kado.
Pada malam perpisahan angkatan, saat giliran gua dan FT bermaaf-maafan, FT akhirnya menyinggung soal kado tersebut. Ternyata dia gak tahu kalau ada kado yang dikirim tanggal 6 April di atas mejanya. Saat dia tahu kemudian membuka kado tersebut, Beng-Beng Max-nya sudah benyek. Huah, kasihan sekali si Beng-Beng Max, dia pasti menunggu sekian lama untuk dimakan~
Sebagai salah satu respon dari surat gua, FT memberikan gantungan kunci Autobot. Sebenarnya gantungan kunci ini couple-an sama punya FT, tapi gua lupa namanya siapa, yang jelas salah satu tokoh di transformer juga.
This is it!
Insyaallah kalau gak hilang, gua akan menjaga si Autobot dengan sepenuh hati #ea~


0 komentar

Cicak-Cicak di Gelas, Diam-Diam Berenang

Pernah merasakan sensasi minum teh dengan ekstrak vitamin C?

Malam itu, seperti biasanya kalau gua lagi sakit, gua berencana membuat segelas teh hangat. Gelas yang biasanya gua pakai ternyata belum dicuci dan masih dalam posisi yang sama kayak kemarin terakhir gua pakai—di atas meja dengan beberapa teguk susu milo di dalamnya. Segera gua ambil gelas besar (lebih tepatnya, panjang) itu dan membawanya ke kamar sebelah untuk dicuci. Sesampainya di kamar tetangga, saat gua menengok ke dalam gelas, gua melihat sesuatu yang seharusnya gak berada di dalam gelas tersebut. Berhubung pikiran gua lagi sakit karena badan juga lagi sakit, baru semenit setelah kejadian penampakan di dalam gelas, gua berlari keluar kamar sambil teriak,
"CICAAKKK.........TOLONGGG!!! ADA CICAK DI DALAM GELAS GUAAAA........"
Temen-temen gua yang berada di sekitar TKP langsung menengok ke arah gua dengan perasaan campur aduk, ada yang ikut-ikutan takut, tapi ada juga si pemberani yang mendekati gua dan menawarkan bantuan
"Dimana cicaknya?"
"Ituuuu....di dalam gelas biruuu," 
Gua kira temen gua ini pemberani, ternyata reaksinya waktu melihat si cicak berenang di dalam gelas lebih mengagetkan daripada gua.
"HUWAAAAAAAAAA.................CICAAAAAAKKKK"
Dengan suaranya yang lebih melengking daripada suara gua pas teriak, temen gua ini mampu membuat lebih banyak lagi orang yang menengok ke arah kami berdua. Dan, datanglah satu orang lagi yang mencoba mengatasi masalah cicak berenang ini. 
Sebut saja dia Iin, temen gua yang berani membuang si cicak beserta milonya dari dalam gelas gua. Dengan santainya Iin menumpahkan isi gelas itu ke lantai bawah.
Setelah kejadian itu, gua langsung berterimakasih pada Iin. Gelasnya? Gua mendiamkan gelas itu beberapa saat sampai rasa trauma gua hilang. Setelah 50% rasa trauma gua hilang, berkali-kali gua mencuci gelas itu dengan kembang tujuh rupa  sabun cuci piring sampai gua yakin kalau gak ada jejak kaki cicak bahkan telurnya dalam gelas itu.
Selanjutnya, gua pun membuat teh hangat menggunakan gelas itu. 
Setelah selesai membuat teh, gua lalu menawarkan teh itu pada teman-teman yang lagi nongkrong di depan TV. Coba tebak, apa jawaban mereka?
"Itu bukannya gelas bekas cicak tadi ya? Ada vitamin C-nya dong, vitamin C-icak,"
Pernyataan itu sontak membuat gua dan teman-teman tertawa terbahak-bahak (apalagi gua, ketawa guling-guling).
Setelah melakukan proses penawaran plus meyakinkan temen-temen kalau gelas itu sudah dicuci bersih-sih-sih, akhirnya gua dapet temen minum teh vitamin C. Yah, meskipun cuma seorang sih, yang penting kalau gua sakit perut, kan ada temennya. Hehe :D

 
 .