0 komentar

Tentang Sebuah Rasa Percaya

Percaya memang bukan hal yang mudah.
Percaya adalah bagaimana kita mengondisikan hati dan pikiran kita agar rela terhadap yang orang lain lakukan, karena kita yakin orang itu tak akan melakukan pelanggaran terhadap batasan-batasan yang telah kita tetapkan. Percaya itu yakin tidak akan dikhianati. Percaya itu bukan hanya pada orang lain, tapi juga pada diri sendiri.
Bagaimana kita bisa menikmati hidup ini, sedangkan kita sendiri tidak percaya akan kemampuan diri kita?
Siapa lagi yang mau percaya pada diri kita, kalau kita sendiri saja tidak percaya?
Memang menyakitkan, kalau kepercayaan itu tercoreng. Menyakitkan, mendapati diri sendiri gagal mendapatkan apa yang kita impikan. Tapi percayalah, kita masih mampu mengejar impian itu. Satu kuncinya, jangan menyerah. Tuhan ingin tahu seberapa percaya dirikah kita, seberapa yakinkah kita akan kemampuan diri kita sendiri.
Menyakitkan, mendapati diri kita dikhianati oleh orang yang kita cintai. Mau bunuh diri? Saya rasa itu keputusan yang sangat salah. Hanya perlu percaya. Percaya bahwa diri kita akan mendapatkan orang yang sepenuhnya mencintai kita dan kita cintai. Toh, di dunia ini masih ada berjuta-juta orang lainnya.
Yah, percaya memang bukanlah hal yang mudah.
Tapi apa salahnya kita percaya pada diri sendiri?
Lagian gratis ini.

5 komentar

NARKOBA (Bukan) Untuk Dunia

Untuk seluruh warga dunia,
untuk para petinggi di setiap negara,
dan orang-orang yang bertanggungjawab atas pencegahan penggunaan NARKOBA

Kalau saya disini hanya untuk menyuruh Anda sekalian untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya penggunaan NARKOBA, sepertinya lebih baik saya tak usah hadir disini. Saya yakin, sudah banyak diadakan penyuluhan tentang bahaya penggunaan barang tersebut di setiap negara. Bukan soal penyuluhan itu, tapi yang saya tekankan disini adalah hasil dari penyuluhan itu sendiri.
Apakah berhasil mengurangi tingkat penggunaan NARKOBA di dunia?
Pertanyaan itu silahkan Anda jawab sendiri.
Menurut saya, penyuluhan saja tidak cukup. Toh para pemakai punya alasan tersendiri mengapa mereka mengonsumsi NARKOBA. Perasaan tertekan, ikut-ikutan teman, sampai yang dijebak hingga akhirnya ketagihan. Kalau ditanya soal tahu-tidaknya tentang bahaya NARKOBA, saya yakin mereka tahu.
Yang dibutuhkan sekarang bukan hanya penyuluhan, tapi pemberantasan. Para pihak berwajib harus lebih tegas terhadap barang haram yang satu ini. Harus diberantas sampai ke akar-akarnya. Jika salah satu pengedar tertangkap, lacak lagi hingga ke bos-bos di atasnya. Bukan hanya pihak berwajib, siapapun yang menemukan transaksi barang haram ini, harus bertindak tegas dengan melaporkannya kepada pihak berwajib.
Jangan biarkan barang haram ini berkeliaran di lingkungan remaja. Bisa merusak generasi-generasi pemimpin dunia. Angka kematian karena overdosis juga akan semakin bertambah.
Ubahlah setiap lingkungan sosial menjadi kondusif untuk hidup yang lurus dan baik. Dari mulai lingkungan terkecil seperti keluarga. Orang tua hendaknya memperhatikan perilaku anaknya, jangan sampai si anak memgonsumsi NARKOBA. Kalau terlanjur kedapatan memakai, si anak harus segera dihentikan pemakaian NARKOBAnya dan diobati secara intensif, bisa dengan membawanya ke rehabilitasi. Pemerintah hendaknya lebih tegas, bisa dengan memberatkan jeratan hukum  bagi si pengedar NARKOBA, agar ia kapok dan tidak melakukan pekerjaan tersebut.
Tulisan ini mungkin hanya celotahan ringan seorang anak muda yang bahkan belum tamat dari SMAnya. Tapi si anak ini membuatnya dengan setulus hati, demi terjaganya kehidupan yang indah di dalam bumi.
Di akhir kata-katanya, si anak hanya mampu berkata, “STOP merusak diri sendiri, jauhi penggunaan NARKOBA!”

0 komentar

Misteri #2: Bau Menyengat

Malam itu, satu keanehan lagi terjadi di rumah gua.
Nenek gua lagi sakit, di rumah hanya ada gua, abang gua, adek gua, nenek, kakek, sepupu, dan adeknya nenek gua. Gua lagi mainan laptop dan adek gua lagi mainan Hp di sebelah gua. Tiba-tiba terdengar suara abang berteriak dari dapur, "Yangkung.....!" Gua tetap diam di tempat karena yang dipanggil abang gua itu kakek, bukan gua. Dan setahu gua, kakek gua lagi tidur.
Teriakan abang gua semakin keras, malah berganti meneriaki nama gua. Gua pun sontak bangkit dari posisi duduk gua, membangunkan kakek yang sedang tidur, lalu secepatnya berlari ke dapur. "Astaghfirullah, yangti..."
Gak lama setelah itu, di sekeliling gua udah ada orang serumah—lengkap. Bersama-sama kami membantu abang menggotong nenek yang pingsan di dapur. Nenek lalu dibaringkan di atas kasur. Beberapa saat kemudian seorang dokter datang untuk memeriksa nenek.
Kira-kira sejam setelah peristiwa itu semua orang di rumah gua udah pada tidur, kecuali gua dan abang. Kami berdua disibukkan dengan laptop masing-masing. Tiba-tiba hidung gua mengendus bau yang menyengat. Harum, harum sekali, tapi gak bikin eneg. Abang gua yang tadinya duduk membelakangi gua spontan menoleh, "Nyium bau harum gak?" Gua mengangguk. Lama bau harum itu tertangkap oleh indera penciuman gua. Dan seperti ada sesuatu yang singgah, lalu pergi, bau harum itu lenyap dibawa empunya.

Beberapa hari setelah itu, saat keluarga gua sedang menikmati tayangan di TV, kejadian bau-bauan itu kembali terjadi. "Bau bunga," sahut abang yang dari tadi memainkan laptopnya. Bau itu tercium jelas—seperti harumnya bunga, hanya sayangnya tak ada yang tahu itu bau bunga apa. Selang beberapa waktu, bau itu berganti menjadi bau ikan. Amis menyengat. Untungnya bau tesebut tidak lama munculnya. Setelah itu udara menjadi normal. Mungkin bau harum bereaksi dengan bau amis menjadi bau netral. Yah, seperti di pelajaran kimia, reaksi penetralan.

Sampai saat ini, belum ada kejelasan mengenai siapa empu dari bau-bau menyengat tersebut. Eits, gua bukannya mau mereka menampakkan diri, ntar kalau mereka tampil, kan malah ribet urusannya. Keluarga gua tidak mengambil pusing atas kejadian bau-bauan ini ataupun kejadian hilangnya remote TV. Kami yakin mereka itu memang ada di setiap tempat, ya termasuk di rumah ini juga. Hiyy~

2 komentar

Misteri #1: Hilangnya Remote TV

Kehilangan remote TV, beberapa kali hal ini terjadi di rumah gua. Jika siang hari ada saja yang menonton TV, sore harinya pasti remote TV itu menghilang.
Jika dilihat dari luar, rumah gua yang terletak di Madiun ini bukan tipe-tipe rumah yang banyak 'penghuninya'. Sekeluarga juga sempat bingung, kenapa sering terjadi kehilangan remote TV disini. Setelah dilakukan pencarian ke seluruh isi rumah, kami bertujuh tidak ada yang menemukan remote TV itu.
Sebuah hipotesis singkat lalu bersarang di otak gua, pasti 'dia' yang menyembunyikan. Dia yang tidak kasat mata, dia yang berhubungan dengan ilmu metafisika. "Emang sering nakal kok, dia," ucap nenek yang langsung diiyakan oleh mama. Akhirnya kami sekeluarga menghentikan pencarian.
Gua lalu masuk ke kamar di sebelah ruang TV untuk mengambil laptop. Saat itu laptop gua berada diatas meja rias. Gua pun langsung membawa laptop itu ke ruang TV dan memainkannya disana. Selang beberapa menit, adik gua pergi ke kamar tadi untuk mengambil sesuatu. "Lah, ini remotenya," kata adik gua tiba-tiba sambil membawa remote itu ke ruang TV. Saat ditanya tempat ia menemukan remote itu, adik gua bilang kalau remote itu terletak di atas meja rias. "Lho, tadi gak ada, orang di atas meja rias ada laptopku, gak ada remote kok," kata gua menimpali pernyataan adik gua.

Di lain hari, remote itu menghilang lagi. Karena telah mengalami kejadian yang sama sebelumnya, gua sekeluarga hanya mencari sekali, setelah itu kami pasrah—menunggu si 'dia' yang menyudahi permainan petak-umpet ini. Malam harinya, gua dan mama pergi membeli sesuatu dan pulang membawa oleh-oleh berupa es kelapa muda. Sepulangnya ke rumah, es itu langsung dibagikan kepada yang mau menerimanya. Tiba-tiba, kakek gua yang mulanya tidur lalu terbangun hanya untuk mencari remote yang sejak sore menghilang. "Dimana ya, remotenya?" kata kakek sambil memasuki kamar di samping ruang TV. Gua pun sontak ikut masuk ke dalam kamar tersebut untuk ikut mencari. Tanpa sadar, es kelapa di tangan gua menetes ke lantai. "Kakak, ini basah-basah apaan ya?" mama gua bertanya dari ruang TV. "Hehe, esnya netes, Ma," kataku sambil bergegas mengambil kapas—alternatif lain kalau tidak ada tissue. Samar-samar gua lihat sesuatu di samping kapas yang terletak di laci atas meja rias. Tangan gua meraih kapas sekaligus benda itu. "Lho kok, ini remotenya," kata gua sambil membawa si remote dan kapas ke ruang TV. Gua spontan melemparkan remote ke kasur di lantai ruang tersebut. "Ketemu dimana, Kak?" tanya adek gua. "Di samping kapas," jawab gua dengan nada masih gak percaya. Saat gua masuk ke kamar dan mencarinya dengan kakek, remote itu gak ada. Kenapa tiba-tiba dia bisa ada di samping kapas? "Lho, Kak, tadi aku ngambil kapas gak ada apa-apa tuh," adek gua yang sedang mengobati lukanya dengan betadine dan kapas juga ikut terheran-heran dengan kejadian ini.

Dua kesimpulan yang gua dapat malam itu. Dia itu ada, dan adanya di kamar sebelah ruang TV. Hiyy~

4 komentar

Tips: Cara Terbaik Saat Marah

Saat sedang marah, tubuh kita akan menyerap energi-energi negatif dari lingkungan tempat kita berada. Energi negatif ini bisa memepengaruhi perilaku kita hingga berubah 180 derajat. Orang yang marah bisa melakukan tindakan kriminal seperti pembunuhan dan kekerasan lainnya.

Nah, makanya, kalau lagi marah, lebih baik diam meredam emosi. Daripada lempar barang sana-sini, kan rugi. Ya tho?!

0 komentar

Behind The Scene BitterSweet

Girlband
 Kita bukan girlband biasa. Kita girlband luar biasa. Gak pake joget, gak pake keroyokan, dua anak cukup!

Dalam foto ini: Fadhil (guitarist) dan Ayu (keyboardist)


Menunggu
Tika: menulis.
Fadhil: menunggu.....


Orang ketiga
 Sementara Pak Yus dan Ridho lagi sosweet baca naskah, gua gak ada kerjaan, kan udah hafal naskah (boong banget). Daripada jadi setan (kan kalau lagi berduaan yang ketiganya setan), mending jadi love di antara mereka deh.


Senyum!
 Ah, akhirnya mereka sadar kamera!
Ayo senyum...ckrik (bunyi kamera). Lha kok Pak Yus malu-malu, orang dua muridnya aja pada unjuk gigi kok.


Scene gagal 1
Ini syuting yang paling enak deh kayaknya. Walaupun panas, gerah, plus beberapa kali salah, karena syuting ini lokasinya di luar IC, jadinya enak dehbeda gitu feelnya.

 
Scene gagal 2
Ah, Yusya nih ketawa mulu dah, gagal kan scenenya. Ulang ulang. 

 
Marah?!
Ini nih, rekor syuting terlama! Dari jam satu sampai jam 4 kayaknya. Non stop.
Eh ini Ayu lagi akting marah, lho kok malah pada senyum, ini gimana tho?


Fadhil gaul
Ea...ini nih si gitaris profesional abal-abal kita. Yah, meskipun gak jago banget, yang penting bisa main beberapa lagu lah. Alhamdulillah, akhirnya gua jadi artis! Ayo yang mau minta tanda tangan~

2 komentar

New Film by Fs-Cendekia

Bittersweet Film

Film ini dibuat oleh sebuah tim yang beranggotakan Ayu Nur Maulidian sebagai cameraman dan pemain antagonis, Ita Rahmatika sebagai sutradara, Faris Jaisyi Umam sebagai cameraman, M. Yusya Asadillah sebagai pemain juga dan gua sendiri (yay~) sebagai pemain protagonis. Insyaallah film ini akan diikutkan dalam sebuah lomba (gua lupa nama lombanya), doain aja dahbiar menang, hehe. Ntar gua usahain upload kapan-kapan, maklum koneksinya sering lola (loading lama).

0 komentar

Keep Moving Forward

Keep moving forward
Fotografer dan model: Karina Fadhilah Ahmad

4 komentar

Tentang Dirimu #1

Para alien UFO
UFO, bukan piring terbang, hanya sepeda onthel yang berjuang untuk eksis di regionnya. Unidentified Flying Onthel (UFO), sebuah kelas yang  gua pikir mempunyai komposisi unik yang gak dimiliki kelas lain. Dibilang nomer satu di bidang olahraga, kita masih kalah sama Gravitasi. Dibilang kelas nyeni, masih ada TK Nusantara yang punya beberapa ahli seni. Dibilang kelas akademik, kan udah ada BB 16++. Dibilang kelas dimana wanita dijunjung tinggi, Espresso ketua kelasnya cewek. Apalagi kalau dibilang kelas sosial, itu mah Castoll rajanya. Trus kita ini apa donk?

Meraih posisi runner up di Gakic, menduduki peringkat 1 klasemen Tikungan setelah meraih beberapa juara dalam lomba antar kelas, rusuh gak karuan dalam situasi apapun, serta mempunyai seorang ketua kelas yang gaul abis—kenalin, namanya Barqi Azmi.

Tapi sering, melewatkan banyak tugas, berisik ketika pelajaran, diperingatkan banyak guru, dimarahi guru, remedial, dan masa-masa kelam lainnya.

Satu-satunya kelas yang berniat ngerjain wali kelasnya—Bu Renelita Artati, eh, malah dikerjain balik sama ibunya. “Preman kok dilawan,” begitulah statement Bu Rene setelah mengerjai kami. Bu Rene, tak mau kalah dengan presiden UFO, memiliki predikat guru gaul di kalangan siswa Insan Cendekia. Guru mata pelajaran Biologi ini nampaknya sangat sabar menghadapi perlakuan ricuh kami.

Semuanya ada di sini. Canda, tawa, penindasan, bully, kerjasama, kekompakan, emosi, utang kas, sampai lampion yang belum kelar  hingga detik ini. Ini kelas penuh warna, penuh cerita, penuh cinta—eh, kayaknya gua kagak deh, wardah aja kali ya, ahahaha.

To be continued.

 


0 komentar

Alay: Cara Awet Muda

Banyak orang bilang, alay itu adalah sebuah tahap menuju dewasa.
Lha tapi ya jangan kebangetan, alay kok terus-terusan, kapan dewasanya? Pada mau awet muda, ya?!
–koplak!

0 komentar

Berkorban dalam Urusan Cinta

Pernah ngerasa perlu berkorban demi kesuksesan cinta sahabat atau saudara sendiri? Gua perlu ngacungin jempol buat kalian yang udah pernah ngelakuin hal tersebut. 

Gua punya temen, sebut saja si Y. Nah, Y di sini sama kayak Y yang di episode “Berlari Dikejar Cinta”. Dia adek kelas gua pas di SD dulu. Setelah setahun gak ketemu, Y mencoba mengontak gua lagi. Dia sms gua, dan di salah satu smsnya dia bilang,

“Rin, dulu aku suka sama kamu,”

Well, gua gak shock baca sms itu. Udah keliatan dulu pas SD dia caper (cari perhatian) ama gua. Ya gua bilang aja gua juga suka ama dia dulu.

“Yah, tau gitu dulu aku gak usah bantuin D deketin kamu. Habis aku gak enakan, dia kan sepupu aku. Aku harus ngalah,”  kata Y begitu tahu dia gak bertepuk sebelah tangan.

Yeah, ceritanya segitu dulu. Gua kasi tahu akhirnya aja dah, gua tetep gak pacaran ama dia. Bukannya gak mau dibilang brondong-lover, gua cuma gak minat pacaran.

Hal ini nyadarin kita kalau cinta itu emang main cepet-cepetan dan gak memandang antrian. Yang lebih cepet nyatain, dia yang lebih cepet dapet jawaban. Yah, urusan ditolak atau diterima, itu mah sensasi aja. Yang penting kan kita lega udah nyatain. Kalau ditolak, ya berarti bukan jodoh, masih ada kok cewek atau cowok lain di dunia ini. Untuk saat ini, gua belom bisa ngasi saran. Next time aja lah.

Salam,


Pejuang Cinta

0 komentar

Iridescent Lyrics

You were standing in the wake of devastation You were waiting on the edge of the unknown With the cataclysm raining down, insides crying save me now
You were there and possibly alone
Do you feel cold and lost in desperation
 You build up hope, but failure's all you've known Remember all the sadness and frustration
And let it go, let it go.
And in a burst of light that blinded every angel As if the sky had blown the heavens into stars You felt the gravity of tempered grace falling into empty space
 No one there to catch you in their arms
Do you feel cold and lost in desperation
 You build up hope, but failure's all you've known
Remember all the sadness and frustration And let it go, let it go
Do you feel cold and lost in desperation
 You build up hope, but failure's all you've known
Remember all the sadness and frustration
 And let it go, let it go
Let it go Let it go Let it go Let it go
Do you feel cold and lost in desperation
 You build up hope, but failure's all you've known
Remember all the sadness and frustration
 And let it go, let it go

0 komentar

Degradasi Moral Para Calon Pemimpin Indonesia

Di sini saya bukan sebagai seorang ahli agama yang akan berceramah panjang lebar tentang arti dari sebuah ‘moralitas’. Bukan juga seorang ahli moral yang akan memberikan banyak komentar tentang moralitas remaja masa kini. Bukan juga figur seorang remaja yang patut dicontoh oleh remaja lain.
Di sini, saya ingin mengulas kembali ingatan kita sebagai calon-calon pemimpin bangsa tentang apa yang telah terjadi di lingkungan kita beberapa waktu silam, terkait dengan hal-hal berbau moralitas.

1.    Purbalingga, lima orang siswa kelas 4 SD diketahui telah memerkosa seorang anak perempuan berusia 5 tahun, mereka diduga terpengaruh tayangan atau gambar porno yang didapat dari orang dewasa yang mereka kenal (Jawa Pos Group, 22 Januari 2011).
2.    Data Komnas Perlindungan Anak merilis jumlah tawuran pelajar tahun ini sebanyak 339 kasus dan memakan korban jiwa 82 orang. Tahun sebelumnya, jumlah tawuran antar-pelajar sebanyak 128 kasus (Kompas, Desember 2011).
3.    Tercatat, 19 persen dari jumlah remaja di Indonesia atau sekitar 14 ribu remaja, diindikasikan menjadi pengguna narkoba (BeritaJakarta.com, 30 Januari 2010).
4.    Peri Umar Farouk, Ketua Gerakan “Jangan Bugil Depan Kamera” (JBDK) memberikan data cukup mencengangkan. Menurutnya, per akhir Mei 2007, beredar lebih dari 500 video porno asli Indonesia. Sekitar 90% pelakunya adalah remaja.
5.    Komnas Pendidikan Anak menyatakan sebanyak 62,7 persen remaja di Indonesia pernah melakukan hubungan layaknya suami istri. Sementara data dari BKKBN menyatakan sebanyak 51 persen remaja pernah melakukan seks bebas.
6.    Tingkat aborsi di Indonesia sekitar 2 sampai 2,6 juta kasus pertahun, 30% dari aborsi tersebut dilakukan oleh mereka di usia 15-24 tahun (Yulia,Majalah KARTINI,edisi April 2006).
7.    97 persen remaja pernah menonton atau mengakses pornografi, dan 93 persen pernah berciuman (09 May 2010 | From berita2.com).

Itulah beberapa fenomena anak bangsa saat ini. Apakah kita, sebagai orang-orang pilihan yang bersekolah dengan uang umat, termasuk dalam satu atau beberapa fenomena di atas? Silahkan kita renungi masing-masing. Sebagai calon-calon pemimpin bangsa, pantaskah kita melakukan hal-hal yang justru merusak moralitas bangsa? Mau dibawa kemana nasib bangsa ini, hai kawan?


0 komentar

I'm (not) A Human

Doodle

0 komentar

Wajah Kebangkitan Indonesia: Antara Islam dan Pergerakan Nasional

Abad 19 merupakan abad terpenting dalam sejarah kebangkitan Indonesia. Pada abad tersebut, didirikan berbagai organisasi bertajuk pergerakan dan nasionalisme yang memperjuangkan kebebasan Indonesia dari belenggu penjajahan. Kolonialisme yang telah dilakukan oleh para penjajah tidak hanya menimbulkan dampak negatif, namun juga berdampak positif bagi pergerakan dan masa depan bangsa, yaitu lahirnya nasionalisme kaum terpelajar sebagai salah satu tonggak pergerakan nasional. Perasaan sebangsa dan setanah-air lah yang membuat para kaum terpelajar beserta para tokoh pergerakan lainnya melakukan berbagai upaya demi mewujudkan kemerdekaan Indonesia.

Salah satu tokoh pergerakan nasional, Haji Samanhudi, pada tahun 1911 mendirikan sebuah organisasi yang berkedudukan di Solo, Jawa Tengah. Awalnya, organisasi yang diberi nama Sarekat Dagang Islam (SDI) ini hanya beranggotakan para pengusaha batik di Solo. Namun, pada November 1912, nama organisasi ini diganti menjadi Sarekat Islam (SI) yang diketuai oleh Haji Oemar Said, sedangkan Haji Samanhudi berkedudukan sebagai ketua kehormatan. Pergantian nama ini bertujuan agar keanggotaan SI menjadi lebih luas dan terbuka. Dilihat dari namanya yang mengandung kata “Islam”, dapat diketahui bahwa salah satu tujuan dasar pembentukan organisasi ini adalah untuk hal-hal yang behubungan dengan Islam, yaitu untuk menentang pendapat-pendapat yang keliru tentang agama tersebut.

Islamisme, sebagai sebuah aliran keislaman yang tokoh-tokohnya sudah bermunculan di awal kebangkitan Indonesia, turut mewarnai perjuangan dan langkah pergerakan yang dilakukan oleh Sarekat Islam. Tokoh-tokoh dalam organisasi ini, seperti Haji Samanhudi, merupakan pembesar yang menganut agama Islam. Sarekat Islam merupakan organisasi Islam berjiwa nasionalisme yang pertama kali didirikan di Indonesia. Antara tahun 1970—1920 perkembangan organisasi ini meningkat tajam. Pengaruh politiknya menyebar luas dan sangat mewarnai wajah perpoliikan Indonesia. Hal inilah yang memicu keinginan menyimpang dari beberapa tokoh SI, seperti Semaun dan Darsono. Kedua tokoh tersebut menganut  paham Marxisme yang diketahui merupakan anggota organisasi ISDV yang mengandung ajaran komunis. Masuknya ajaran marxis ke dalam tubuh SI menimbulkan perpecahan antara pendukung Islamisme dan Marxisme. Hal ini memicu lahirnya kebijakan baru bertajuk “disiplin partai” yang melarang anggota SI memiliki keanggotaan ganda dalam organisasi. Golongan marxis akhirnya bisa didepak keluar berkat kebijakan ini. Sebagian besar anggota SI menginginkan pergerakan SI lebih bersifat keagamaan daripada politik. Dalam kondisi ini, SI memutuskan untuk bekerja sama dengan pemerintah kolonial lalu mengganti namanya menjadi Partai Sarekat Islam (PSI). Pada tahun 1930, bersamaan dengan meningkatnya semangat nasionalisme Indonesia setelah Sumpah Pemuda, PSI berganti nama lagi menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) yang diketuai oleh Haji Agus Salim.

0 komentar

Wajah Kebangkitan Indonesia: Antara Islam dan Pergerakan Nasional

Abad 19 merupakan abad terpenting dalam sejarah kebangkitan Indonesia. Pada abad tersebut, didirikan berbagai organisasi bertajuk pergerakan dan nasionalisme yang memperjuangkan kebebasan Indonesia dari belenggu penjajahan. Kolonialisme yang telah dilakukan oleh para penjajah tidak hanya menimbulkan dampak negatif, namun juga berdampak positif bagi pergerakan dan masa depan bangsa, yaitu lahirnya nasionalisme kaum terpelajar sebagai salah satu tonggak pergerakan nasional. Perasaan sebangsa dan setanah-air lah yang membuat para kaum terpelajar beserta para tokoh pergerakan lainnya melakukan berbagai upaya demi mewujudkan kemerdekaan Indonesia.

Salah satu tokoh pergerakan nasional, Haji Samanhudi, pada tahun 1911 mendirikan sebuah organisasi yang berkedudukan di Solo, Jawa Tengah. Awalnya, organisasi yang diberi nama Sarekat Dagang Islam (SDI) ini hanya beranggotakan para pengusaha batik di Solo. Namun, pada November 1912, nama organisasi ini diganti menjadi Sarekat Islam (SI) yang diketuai oleh Haji Oemar Said, sedangkan Haji Samanhudi berkedudukan sebagai ketua kehormatan. Pergantian nama ini bertujuan agar keanggotaan SI menjadi lebih luas dan terbuka. Dilihat dari namanya yang mengandung kata “Islam”, dapat diketahui bahwa salah satu tujuan dasar pembentukan organisasi ini adalah untuk hal-hal yang behubungan dengan Islam, yaitu untuk menentang pendapat-pendapat yang keliru tentang agama tersebut.

Islamisme, sebagai sebuah aliran keislaman yang tokoh-tokohnya sudah bermunculan di awal kebangkitan Indonesia, turut mewarnai perjuangan dan langkah pergerakan yang dilakukan oleh Sarekat Islam. Tokoh-tokoh dalam organisasi ini, seperti Haji Samanhudi, merupakan pembesar yang menganut agama Islam. Sarekat Islam merupakan organisasi Islam berjiwa nasionalisme yang pertama kali didirikan di Indonesia. Antara tahun 1970—1920 perkembangan organisasi ini meningkat tajam. Pengaruh politiknya menyebar luas dan sangat mewarnai wajah perpoliikan Indonesia. Hal inilah yang memicu keinginan menyimpang dari beberapa tokoh SI, seperti Semaun dan Darsono. Kedua tokoh tersebut menganut  paham Marxisme yang diketahui merupakan anggota organisasi ISDV yang mengandung ajaran komunis. Masuknya ajaran marxis ke dalam tubuh SI menimbulkan perpecahan antara pendukung Islamisme dan Marxisme. Hal ini memicu lahirnya kebijakan baru bertajuk “disiplin partai” yang melarang anggota SI memiliki keanggotaan ganda dalam organisasi. Golongan marxis akhirnya bisa didepak keluar berkat kebijakan ini. Sebagian besar anggota SI menginginkan pergerakan SI lebih bersifat keagamaan daripada politik. Dalam kondisi ini, SI memutuskan untuk bekerja sama dengan pemerintah kolonial lalu mengganti namanya menjadi Partai Sarekat Islam (PSI). Pada tahun 1930, bersamaan dengan meningkatnya semangat nasionalisme Indonesia setelah Sumpah Pemuda, PSI berganti nama lagi menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) yang diketuai oleh Haji Agus Salim.

0 komentar

Warna-warni Ideologi dalam Kancah Pergerakan Indonesia

1 April 2012, Indonesia dalam kerlap-kerlip cahaya kemerdekaan. Bebas. Jakarta yang ramai, penduduk hiruk-pikuk. Indonesia dalam upaya pembangunan. Kemiskinan, kelaparan, demo di mana-mana, itulah beberapa masalah yang kini ‘merengek’ minta diselesaikan. Sekarang, coba kita lihat ke belakang, jauh sebelum kebebasan berkedaulatan kita dapat.  Tinggalkan seluruh kemerlap ini, masalah-masalah ini. Coba kita tengok sejenak perjuangan dan langkah demi langkah yang dirintis para pejuang. Organisasi, ideologi-ideologi, semua yang mewarnai sejarah kebangkitan nasional di abad 19.  Mari telusuri sedikit warna itu. Kembali ke masa lalu.

Abad 19.

Pan Islamisme dan Nasionalisme, dua paham yang berkembang dalam tubuh Sarekat Islam (SI). Sebuah organisasi yang berdiri di Solo, tahun 1911 ini sebelumnya bernama Sarekat Dagang Islam (SDI). Dari namanya yang berunsur ‘Islam’, kita dapat mengetahui campur tangan paham Islamisme dalam pergerakan SI. Semangat  yang terkandung dalam gerakan Pan-Islamisme telah membangkitkan rasa kebangsaan yang kuat dengan didasari ikatan keagamaan. Pan-Islamisme sendiri merupakan suatu paham yang bertujuan mempersatukan umat Islam sedunia. Paham ini telah merasuk ke dalam beberapa tokoh pergerakan nasional dan mendorong munculnya beberapa organisasi seperti SI.

1927, sebuah organisasi bertajuk nasionalisme, telah berdiri di Indonesia. Partai Nasional Indonesia (PNI), begitulah organisasi ini disebut. PNI sebagai suatu partai yang berideologi nasionalis mempunyai tujuan untuk memperjuangkan kehidupan bangsa Indonesia yang bebas.Cita-cita politiknya yaitu mencapai Indonesia merdeka dan berdaulat.

Ideologi komunisme diperkenalkan kali pertama oleh Sneevliet, seorang pegawai perkereta-apian yang berkebangsaan Belanda. Ideologi komunisme ini diwujudkan dalam pembentukan organisasi yang bemama Indische Social Democratis The Vereeniging (ISDV). Pada tahun 1926, sebuah partai komunis dirintis di Indonesia dengan nama PKI (Partai Komunis Indonesia). Pergerakannya sangat radikal. Organisasi ini dilarang pemerintah Belanda pada tahun 1927.

Masih banyak lagi warna-warna itu. Mungkin lain waktu saja kita kembali menengok warna-warna itu. Sekarang, bagaimana kita bisa melanjutkan warna-warna itu, bagaimana kita membuat goresan warna terang yang baru, itulah hal yang harus kita pikirkan. Sejarah adalah pelajaran, bukan hanya menghitung masa, lalu terlupakan. Bukan hanya sekilas memori, lalu diabaikan. Sejarah adalah bagaimana kita mengambil pelajaran dari lubang yang terbentuk, agar tak jatuh lagi ke lubang yang sama. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya.

0 komentar

My Mother ‘s Spoof

Tak ada yang pernah tahu apa sebenarnya makhluk bernama "ibu" itu. Ia yang kadang lembut dan mudah luluh, tapi ia juga tegar dan tangguh sperti baja. Ibu, satu kata sederhana tapi sarat dengan makna.

What was happened  to my beloved mother? Di suatu malam yang dingin, di saat gua bener-bener kesepian di rumah, dan semua orang di sekitar gua udah tidur, hp gua tiba-tiba berbunyi. Satu pesan diterima. Nama mama tercantum di depan layar hp. Yap, mama gua emang tahu banget kalau anaknya lagi kesepian dan butuh teman. Awalnya gua kira mama ngirirm pesan selamat tidur atau sekedar nanya ‘ada kejadian apa hari ini?’. Ternyata gua salah besar, mama malah ngirim jokes ke gua. Ini dia isinya:

In the Jungle
Once upon a time, di sebuah hutan belantara, ada segerombolan binantang yang ingin menyeberangi sebuah sungai besar. Di dalam sungai tersebut, tinggal segerombolan buaya yang sangat ganas. Segerombolan binatang yang terdiri dari kelinci, zebra, kijang, kuda, dan babi yang gemuk, lalu berunding. Setelah beberapa lama, akhirnya mereka memutuskan untuk melompat  ke dalam sungai lalu berenang secepatnya . Babi yang gemuk lalu berpikir, “Bagaimana bisa aku berenang dengan cepat, sementara untuk berjalan saja aku sudah lelah?”. Satu per satu anggota gerombolan itu pun melompat ke dalam sungai. Buaya-buaya sungai bersuka gembira karena mereka mendapat makanan yang banyak. Melihat teman-temannya disantap buaya, si babi bertambah pesimis, “Ah, aku pasti akan dimakan juga. Tapi tak ada jalan lain selain melompat”. Si babi lalu melompat dengan mata tertutup. Setelah masuk ke dalam sungai, ia berenang kecipak-kecipuk. “Jangan makan aku....tolong jangan makan aku.....jangan...” katanya dengan mata tertutup. Ia terus berteriak dan berteriak hingga ia menyadari para buaya tidak menyentuhnya sama sekali. “Hey, kenapa kalian tidak menyantapku juga?” kata si babi dengan tatapan bingung pada para buaya. Para buaya yang mulanya hanya diam melihat tingkah aneh si babi, lalu berkata, “Maaf kawan, kami ini buaya muslim”.